Republika, Kamis, 02 September 2004
Bank Syariah Mulai Lirik Model Desk
Laporan : tid
Bank Syariah Mulai Lirik Model Desk
Laporan : tid
JAKARTA -- Perbankan syariah makin gencar melakukan terobosan pemasaran dan perluasan jaringan. Untuk mempercepat pertumbuhan, pengelola bank syariah mulai melirik model desk. Dengan membuka layanan khusus di kantor bank konvensional, perluasan jaringan menjadi lebih cepat dan biaya pun efisien karena tak perlu menyewa gedung dan menempatkan banyak petugas.
''Di setiap cabang konvensional, kami akan membuka desk syariah,'' kata Direktur BII
Dira K Mochtar kepada wartawan beberapa waktu lalu. Di kantor BII, nantinya ada meja khusus bagi petugas pemasaran BII Syariah. Ruangannya sama. Hanya mejanya berbeda. Staf tersebut, nantinya akan melayani nasabah yang ingin bertransaksi melalui BII Syariah.
Kebijakan membuka desk, menurut Dira tengah dikaji intensif. ''Tahun depan mungkin sudah bisa dimulai,'' katanya. Saat ini, konsentrasi direksi BII terpusat pada rencana membuka kantor cabang utama yang berlokasi di kota provinsi. Sebab, transaksi pada desk syariah tetap harus terpisah dari unit konvensionalnya. Jika belum ada cabang utama, menurut Dira, transaksi di desk syariah tidak memiliki induk sehingga sulit dilakukan. Padahal desk tersebut harus memiliki pooling dan tak bisa melarikan ke pusat karena terlalu jauh.
Dalam waktu dekat, kata Dira, cabang utama yang akan dibuka adalah Bandung. Dengan konsep platinum, menurut Dira, kota kembang tersebut masih potensial untuk pasar bank syariah. ''Kami tinggal menetapkan lokasinya,'' tuturnya. Sebelumnya Direktur Bank Syariah Mandiri Muhammad Hariyoko juga mengungkap kemungkinan membuka desk syariah pada kantor Bank Mandiri. Di setiap kantor bank Mandiri, akan ditempatkan satu atau dua petugas marketing BSM.
Mereka akan melayani juga transaksi baik menerima dana atau melayani pengajuan pembiayaan. ''Ini salah satu sinergi untuk mempercepat pertumbuhan,'' kata Hariyoko. Kebetulan, katanya, pemilik modal BSM yakni Bank Mandiri meminta agar target kerja keuangan BSM dinaikkan dua kali lipat pada akhir tahun ini. Dengan target tersebut, kata Hariyoko, harus ada langkah baru yang ditempuh di antaranya membuka desk syariah di bank Mandiri. BSM berharap tahun depan model desk syariah ini juga sudah bisa diterapkan.
Bila BSM dan BII Syariah memilih model desk, BRI Syariah masih menjadikan co-location (lokasi bersama) sebagai proyek percontohan. ''Hasilnya sangat baik,'' kata Hz Elfani, Kepala Divisi Syariah. Model co-location mirip dengan desk. Hanya saja dengan ko-lokasi BRI memiliki staf dengan ruang terpisah dari manajemen BRI konvensional.
Untuk membuka desk, menurut Elfani, BRI masih harus mengkaji penerapan teknologinya. ''Apakah teknologi informasinnya sama atau terpisah, kami harus belajar dulu.'' Menurut Elfani, dengan co-location penerapan teknologi dan dana seluruhnya terpisah. Elfani mengatakan Bank Indonesia sejauh ini belum mengizinkan konsep window. ''Kita ini masih dalam tahap pembelajaran.'' Dengan tidak mengizinkan window, menurut Elfani, penerimaan dana dan pengelolaannya seluruhnya terpisah dari bank konvensional. Sementara dengan model window, ada kekhawatiran dana bercampur.
Karena larangan window tersebut, BRI mengembangkan co-location. ''Cara ini juga efisien,'' katanya. Kendati menempel pada bank induk, seluruh staf dan manajemen keuangan unit syariah seluruhnya terpisah. Namun konsekuensinya, staf yang ditempatkan menjadi lebih banyak ketimbang model desk yang hanya butuh satu atau dua orang saja.
Elfani mengatakan model co-locaton sangat efektif. Setelah sukses membuka KCP di Jl Sudirman, model ini akan dibuka juga di daerah lain. ''Terutama wilayah yang umat Islamnya mayoritas dan secara emosional tertarik dengan layanan syariah. Jika kami yang lebih cepat berkembang, unit konvensional yang harus pindah.''
Tidak ada komentar:
Posting Komentar