Media Indonesia, 14 September 2004
Bisnis Keuangan Syariah masih Tertinggal
Bisnis Keuangan Syariah masih Tertinggal
JAKARTA (Media): Perkembangan bisnis perencanaan keuangan berbasis syariah di Indonesia masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia. Sebab kalangan pelaku bisnis syariah di Indonesia baru mulai menjajakinya.
"Bisnis berbasis syariah, termasuk perbankan dan perencanaan keuangan, baru saja mulai marak. Sementara di negara lain bisnis serupa telah berkembang dan mempunyai pasar yang baik," demikian diungkapkan Komisaris Utama Hijrah Institute Palgunadi Setyawan, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Palgunadi mengatakan, basis syariah dalam berbagai bidang di Indonesia baru saja mulai diterapkan dan menunjukkan gejala booming.
Jadi, Indonesia harus banyak mengejar ketertinggalannya dari negara tetangga dalam hal pengembangan bisnis serupa.Akan tetapi, Palgunadi menganggap bahwa masih kecilnya porsi bisnis berbasis syariah di Indonesia sekaligus berarti bahwa potensi pengembangannya masih sangat besar.
Apalagi jika menilai banyaknya jumlah penduduk muslim, yang merupakan konsumen utama bisnis berbasis syariah. Di sisi lain, lembaga keuangan syariah ternyata masih belum mampu memberikan pelayanan prima bagi semuanya.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya memperkenalkan bisnis perencanaan keuangan berbasis syariah tersebut kepada berbagai pihak di Indonesia, termasuk kepada kalangan perbankan dan jasa keuangan lainnya.
"Kami sudah mulai menawarkan konsep perencanaan keuangan syariah kepada dua buah bank terkemuka di Indonesia."
Selanjutnya, menurut Palgunadi, pihaknya akan berupaya untuk mendekati lembaga keuangan lain, baik yang mempunyai anak perusahaan berbasis syariah ataupun tidak, untuk menerapkan konsep tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa sasaran utama perencanaan keuangan berbasis syariah tersebut kebanyakan adalah kalangan korporat, baik yang menerapkan konsep syariah ataupun tidak. Kemudian diikuti oleh kalangan individual dengan aset besar.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Hijrah Startegic Advisory Group Malaysia Rohani Datuk M Shahir mengungkapkan, saat ini kontribusi bisnis berbasis syariah di seluruh dunia adalah sebesar US$1 triliun.
"Jumlah tersebut didapat dari sekitar 200 hingga 250 lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan konsep syariah di seluruh dunia."
Yang menarik, menurut Rohani, ada banyak lembaga keuangan berbasis syariah tersebut yang tidak berasal dari perusahaan yang bernuansa Islam maupun yang berasal dari negara Islam.
Rohani memberi contoh, bahwa Citibank Group di Bahrain beroperasi berdasarkan syariah sepenuhnya. Ada juga lembaga keuangan di London, Inggris, yang mulai mengembangkan bisnis syariah tersebut. Ia juga menyebut-nyebut Standard Chartered Bank yang mulai tertarik menerapkan konsep tersebut di Malaysia.
"Untuk itu, kami membuka konsep ini ke Indonesia sebagai suatu perkenalan di dunia perencanaan keuangan."
Hijrah Institute adalah franchise dari Hijrah Advisory Group Sdn Bhd, Malaysia, yang mengkhususkan diri untuk berkecimpung dalam bisnis perencanaan keuangan bagi korporasi yang tertarik menerapkan konsep berbasis syariah. (AD/E-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar